Pengetahuan Tentang Bencana Lewat Artikel

Post by https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3421125477999462&id=100003061316468
Gambar Ilustrasi

Pada artikel kali ini saya akan coba mengangkat materi yang menurut saya itu agak berat sedikit, ya walaupun saya bisa mengambil peran sebagai guru Geografi di dalam melihat suatu gejala,  fenomena, dan peristiwa “Bencana alam” yang sedang melanda Negara kita Indonesia  serta mengkajinya berdasarkan perspektif keruangan, kelingkungan dan kewilayahan dalam hal yang lebih sederhana. Pemahaman sepertinya ini, secara keilmuan tentunya perlu waktu yang cukup lama di dalam mempelajarinya. Saya saja tamat S1 Pendidikan Geografi tahun 2014 sampai sekarang masih sering ketinggalan atau kelupaan mengenai entah itu konsep, kemudian pendekatan dan yang paling sering itu mengenai teknik di dalam memahami Ilmu Geografi. Artinya bisa disimpulkan secara kualitatif kemampuan saya itu sedang hingga kurang dalam hal pemahaman yang menyangkut alam. Disatu sisi disetiap artikel yang saya buat saya juga menyampaikan, mengkonsepkan, dan menekankan dalam bentuk analisis-analisis serta sesuatu yang prinsipal mengenai “masalah” itu akan selalu ada menyertai, terlepas dari keterbatasan dan kelebihan yang kita miliki atau kuasai serta keinginan saya memecahkan suatu permasalahan yang memang patut atau tidaknya saya bantu di dalam pemecahannya. Sebenarnya dari kedua hal ini tidak mendukung sepenuhnya saya jadi penulis hehee, hal ini saya tindak lanjuti pula dengan beragam, kalau saya benar dan mendapat respon yang baik dari pembaca saya anggap ini adalah hasil yang saya dapatkan dari proses belajar selama ini dan akan menjadi motivasi saya untuk terus berkontribusi positif kedepannya. Sedangkan kalau kebalikannya paling saya akan tulis “Ehmm” tanda kalau saya lagi mikirin dimana letak kesalahan atau kekurangan saya hehee. Biar tidak ngelantur kedua konsep di atas adalah gambaran umum yang saya pakai, namanya teori yang perlu dilihat juga mengenai ya paling tidak metode yang di pakai seperti apa, kemudian kalau ada masalah biarkan saja tapi tanamkan juga prinsip kehati-hatian di dalamnya.

Kemudian diawal di dalam mempelajari Ilmu Geografi yang diajarkan di kelas X (Sepuluh) jenjang SMA  (Sekolah Menengah Atas) secara teori ada konsep 5 W + 1 H. Konsep ini adalah konsep yang paling sederhana di dalam mempelajari ilmu Geografi. Konsep ini menjelaskan 6 buah pertanyaan, mulai dari WHAT(Apa),WHO(Siapa), WHERE  (Dimana), WHEN (Kapan), WHY (Kenapa) dan HOW (Bagaimana). Konsep seperti ini juga sifatnya umum, banyak disiplin ilmu menerapkannya, ataupun mengkreasikan ke dalam tingkat pemahamannya. Selain itu konsep ini mendukung juga kalau kita ingin buat karya ilmiah, makalah serta artikel saya pada sebelum dan kali ini. Yaa walaupun tidak semuanya persis seperti konsep, tapi ya paling tidak 2 W + 2 H lah heee. Sebenarnya intinya konsep di atas adalah berisikan pertanyaan-pertanyan yang harus terjawab atau bisa kita konsepkan supaya kerangka berpikir Si pembaca itu komprehensif atau menyeluruh dan jelas. Artinya Si pembaca dapat memang betul memahami permasalahan atau ilmu yang hendak kita kaji atau dipelajarinya. Yaa prakteknya memang sulit, namun paling tidak keseriusan dan kesungguhanlah yang akan menjadi pembeda. Jadi sederhananya dari keseriusan dan kesungguhan kita paling tidak bisa mengetahui kemampuan orang dalam berliterasi, memecahkan masalah bukan dengan masalah baru atau dapat memberikan solusi tidak hanya sesaat melainkan mungkin akan menjadi dasar di dalam “Big Idea” yang saya, penulis istilahkan untuk masa depan.

Kemudian berbicara mengenai Bencana, di awal pertanyaan yang bisa kita deskripsikan untuk memahami bencana secara komprehensif adalah (Apa itu bencana, kapan bencana bisa terjadi, dimana bencana bisa terjadi, dan bagaimana mitigasi bencana) :

Apa itu bencana

Saya mengutif dari website BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang berwenang dalam koordinasi dan mengatur apabila terjadi bencana di Indonesia (BNPB.go.id)

Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: 

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antaralain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror. situs https://bnpb.go.id/definisi-bencana.

Kapan bencana itu terjadi

Menurut pendapat saya, bencana bisa terjadi kapan saja. Di dalam prosesnya sebenarnya bisa kita prediksi (semua orang bisa asal mau membaca dan belajar memahaminya) dan ada juga yang memang terjadinya itu tanpa gejala atau sulit kita prediksi. Yang bisa di prediksi semisal banjir, longsor, kekeringan dan lain-lain yang prediksinya bisa di dasarkan pada indikator intensitas curah hujan, keadaan iklim lewat data kemudian disajikan lewat peta curah hujan tahunan maupun harian yang tentunya sudah disesuaikan dengan wilayahnya masing-masing. Kemudin di satu sisi berkaitan dengan daya dukung suatu wilayah semisal kawasan konservasi, RTH (Ruang terbuka Hijau), saluran irigasi, tata guna lahan dan lain-lain yang bisa kita lihat penyajiannya dalam bentuk peta tata guna lahan secara umum kemudian realnya kita harus mencocokan betul kondisi dan situasi daerah kita sendiri.

Dimana bencana dapat terjadi

Bencana dapat terjadi dimana saja, secara umum Indonesia berpotensi sekali baik itu alam, Non alam dan sosial. Perlu diketahui Indonesia sendiri dilalui oleh 2 rangkaian pegunungan yakni sirkum Mediterania dan sirkum Asia Pasifik yang menyebabkan Indonesia berada di daerah “Ring of fire “. Selain itu juga, di Indonesia juga terdapat pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik  yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Kedua hal ini nantinya yang menyebabkan peristiwa tektonik, vulkanik dan gempa bumi. Kemudian mengenai bencana non alam, walaupun spekulasi dapat diindikasikan oleh peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (9/1/2021) yang jatuhnya di sekitar Kepulauan Seribu atau Pandemi global akibat dari mewabahnya virus covid 19 yang sudah mewabah ke Indonesia dan dunia akhir tahun 2019 lalu. Kemudian mengenai bencana sosial, yang tidak pernah saya lupakan diantaranya adalah salah satunya tragedi Bom Bali pada 2002 silam yang kejadiannya terjadi di beberapa lokasi di daerah Legian, Kuta.

Terakhir, 

Bagaimana mitigasi bencana 

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Baca selengkapnya...

Dari definisi di atas dapat saya petik maknanya secara sederhana mengenai mitigasi bencana. Untuk mengurangi resiko bencana kita harus berpikir mengenai upaya sebelum, saat terjadi, dan pasca terjadi bencana, sedangkan kalau ngomongin kesadaran apalagi aspeknya menyangkut masyarakat itu bisa dilakukan secara bertahap dan waktu yang relatif panjang. Yang bisa saya pikirkan untuk antisipasi atau sebelum terjadi bencana, secara sederhana adalah minimal bisa memperhatikan lingkungan dalam lingkup lingkungan tempat tinggal kita sendiri, tentang hal yang positif yang bisa kita bagikan kepada masyarakatnya, semisal saling membantu, toleransi, taat terhadap aturan yang berlaku, menasehati nenek yang membuang sampah di selokan, memandikan binatang peliharaan, membantu nenek menyebrang jalan, mengajak masyarakatnya hidup sehat dengan berolahraga dan lain-lain. Berkaitan dengan alamnya kita bisa menjaga dan memelihara kebun, irigasi, mengecat rumah kalau dirasa catnya sudah mulai luntur, memotong ranting pohon yang sudah lewat ke pekarangan tetangga, membersihkan halaman, memperbaiki atap rumah yang bocor dan lain-lain serta yang terakhir untuk wilayah dimana kita tinggal secara umum tentunya harus berkoordinasi juga dengan daerah lain, dalam kontek memperluas kerjasama, koordinasi dan teknis lainnya yang menyangkut upaya simulasi, penyediaan jalur evakuasi, serta sumber daya manusia sebagai benteng terakhir dalam hal antisipasi terhadap bencana.

Kemudian upaya yang bisa kita lakukan pada saat terjadi bencana di awal adalah menyelamatkan diri, keluarga dan kerabat terdekat. Tentunya hal ini tidak sepele, ada prosedur dan hal yang krusial yang perlu benar-benar kita pahami. Contoh misal apabila terjadi gempa, pada saat yang yang bersamaan kita sedang berada di lantai dua. Hal yang mendasar yang perlu kamu pahami dan ikuti nanti prosedurnya adalah diam di lantai dua, mencari pojokan bangunan atau berada di bawah meja karena dianggap memiliki struktur yang paling kuat dan tahan terhadap material yang bisa berjatuhan dari atas dengan tetap melindungi kepala. Atau pilihan kedua dengan prosedur evakuasi yang sebelumnya kita harus ketahui atau buat jalurnya dan tidak lupa bergiliran di dalam melewati jalur yang sudah ditentukan.

Kemudian pasca bencana yang bisa kita pikirkan dan lakukan adalah berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan makanan, obat, pakaian tempat tinggal sementara dan permanen melihat situasi yang jangka panjang mengenai bencana susulan. Dalam pemenuhannya hal ini tidak bisa kita lakukan sendiri, harus kerja sama, dengan relawan bahkan pemerintah harus hadir di dalamnya. Menyediakan tenda pengungsian, kesehatan, dapur umum, pendataan korban jiwa, layanan pendidikan darurat untuk anak supaya bisa mengurangi efek trauma psikis dan lain-lain yang belum terpikirkan oleh penulis.

Kemudian berkaitan dengan teknisnya pasca kejadian hal yang bisa kita lakukan adalah mencatat kejadian berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.

Nah sebagai penutup mengenai apa yang saya sampaikan ini adalah pemahaman saya secara sederhana dan hasil studi literasi singkat saya mengenai apa itu bencana, kemudian dimana, dan kapan, serta apa yang harus kita lakukan dari sebelum, pada saat terjadi dan pasca bencana yang saya tuangkan ke dalam artikel pada blog saya ini. Tentunya apa yang saya sampaikan ini banyak sekali kekurangannya. Yang saya lakukan ini murni karena saya ingin memberikan literasi positif  dan menyampaikan rasa simpatik dan duka yang mendalam mengenai berbagai peristiwa di Indonesia, seperti di Sulawesi, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan di beberapa daerah dan dunia secara umum yang sampai detik ini sedang berjuang menyelamatkan jiwa dan harta benda untuk hidup. Semoga daerah yang mengalami bencana masyarakatnya tetap tegar dan bisa menjalani kehidupan dengan semangat dan secara berangsur-angsur pulih kembali seperti kehidupan normal.

 

Komentar

Postingan Populer